Jasa LSF Termudah dan Terpercaya Tanpa Uang Muka Hubungi 0877 2768 8883 – Saat ini, ada banyak media yang bisa menjadi sarana untuk menyampaikan informasi tertentu dalam hal tulisan ataupun foto. Ada juga informasi yang kami sampaikan melalui video, salah satunya adalah melalui media film, media dengan banyak penggemar. Akan tetapi, film harus terlebih dulu lulus sensor film terlebih dulu bisa lewat jasa LSF.
Pada dasarnya, penyensoran film di lakukan karena seringkali terlalu banyak informasi dengan konten sensitif yang di pertontonkan. Hal ini di lakukan demi kenyamanan dan kepentingan penontonnya supaya tidak ada adegan yang menganggap buruk dalam film. Tetapi seringkali, urusan sensor film di sepelekan padahal ada banyak sekali manfaatnya.
Dasar Hukum Lembaga Sensor Film
Sebelum masuk ke dasar hukum, ada baiknya untuk mengenal sedikit tentang sejarah Lembaga Sensor Film (LSF) itu sendiri. Dahulu, pertama kali LSF dibentuk oleh NICA dengan fungsi sebagai filter paham asing yang bisa saja masuk melalui penyebaran film. Propaganda ini anda lakukan guna menjaga masyarakat agar tidak terpengaruh penjajah.
Secara resmi, pertama kali LSF memiliki nama Badan Sensor Film (BSF) yang di dirikan pada tahun 1975 melalui SK Menteri Penerangan. Saat itu, mulai ada kewenangan untuk pengeluaran surat tanda lulus sensor, penolakan peredaran, hingga penarikan film yang beredar. Bahkan ada beberapa film yang di hancurkan karena di anggap buruk.
Pada tahun 1980, aturan yang ada semakin mendetail di buktikan dengan adanya pedoman langsung berupa Kode Etik BSF tahun 1980. Hingga saat ini, sudah ada banyak perubahan yang terjadi tetapi kedudukan LSF masih diperebutkan oleh Kemenpar serta Kemendikbud. Ada aturan baru terkait penyensoran seperti ketentuan sebelum di putar di bioskop.
Keberadaan LSF saat ini sudah di perbarui melalui UU No. 33 Tahun 2009 dimana UU tersebut memuat tentang penyensoran film. Pada Bab VI Pasal 58, menyebutkan mengenai pembentukan LSF yang bersifat independen dengan tanggung jawab kepada Presiden melalui Kementerian. LSF ini secara struktural saja berada di bawah Kemenparekraf.
Pembentukan LSF dalam UU tersebut juga tidak lagi hanya berpusat di ibu kota saja tetapi ada perwakilan di wilayah provinsi. Pusat dari LSF harus tetap berada di ibu kota, hanya beberapa perwakilannya saja yang boleh di dirikan di ibu kota provinsi.
Lembaga ini punya kewenangan untuk menerbitkan surat tanda lulus sensor untuk berbagai kegiatan setelah film di buat. Syarat inilah yang menjadikan jasa LSF menjadi penting yakni supaya film bisa di putar di berbagai media seperti TV atau bioskop.
Mengapa Film Harus Lulus Sensor?
Sensor film merupakan kegiatan yang anda lakukan untuk menentukan apakah sebuah film atau reklamenya pantas tayang atau tidak. Hal inilah yang penting untuk Anda, ketika tidak ada ijin seperti ini, berarti film yang Anda produksi masih belum bisa di tayangkan. Ini berlaku untuk sarana penayangan melalui TV ataupun bioskop, belum untuk YouTube.
Menggunakan jasa LSF, Anda bisa mengurus surat keterangan lulus sensor tanpa proses panjang yang rumit jika di lakukan sendiri. LSF sendiri nantinya akan mengoreksi baik secara penghapusan gambar atau suara tertentu pada film yang hendak di tayangkan.
Meskipun film yang Anda produksi sudah selesai secara teknis dan keseluruhan, tetap saja tidak boleh di edarkan saat belum disensor. Ini mengacu pada Bab II UU Perfilman, perfilman yang dilakukan di Indonesia sendiri perlu berpedoman dengan berdasar Pancasila serta UUD.
Lembaga Sensor Film memiliki beberapa tujuan mengapa sebuah film harus disensor terlebih dahulu yang tentu saja berdasar pada kepribadian bangsa. Pada pasal 3 UU Perfilman, tercantum beberapa tujuan yaitu supaya nilai budaya bangsa bisa tetap terjaga serta tetap di lestarikan.
Kedua menjaga agar watak dan kepribadian bangsa tidak melenceng dari martabat manusia. Ketiga, agar tidak terjadi perpecahan di dalam bangsa Indonesia serta terjadi peningkatan kecerdasan intelektual atau spiritualitas masyarakat. Penyensoran harus di lakukan juga bertujuan supaya ketertiban umum dan prinsip kesusilaan bangsa tetap terjaga.
Sebenarnya, penyensoran film tidak hanya untuk penjagaan dampak dari film yang telah di buat tetapi juga untuk produsen film. Feedback yang di berikan oleh LSF sendiri yaitu harus mampu menjaga perkembangan industri di bidang perfilman dengan berbagai cara. Keseimbangan antara usaha perfilman dengan berbagai iklim di dalamnya juga perlu dijaga.
Kegiatan yang Membutuhkan Jasa LSF
Pentingnya mengapa sebuah film harus lulus sensor terlebih dahulu sudah tergambar jelas dari uraian di atas. Akan tetapi, secara khusus ada beberapa bidang penting yang memang memerlukan jasa LSF untuk kegiatannya. Beberapa kegiatan yang membutuhkan izin atau surat keterangan lulus sensor dari LSF yaitu:
1. Penayangan Film di Bioskop
Aktivitas penayangan di bioskop menjadi salah satu aktivitas yang memiliki pengaruh besar terhadap pola pandang masyarakat. Selain itu, film yang diputar di bioskop masih memiliki banyak penggemar hingga saat ini sehingga keberadaannya terbilang cukup sentral. Bioskop bisa memberikan tontonan baik atau buruk, karena itulah perlu di lakukan pengontrolan.
Sebelum di putar di bioskop, Anda harus terlebih dahulu mendaftarkan film Anda pada Lembaga Sensor Film yang berpusat di Jakarta. Secara hukum, pemutaran di bioskop tidak boleh di lakukan sebelum film tersebut mendapat surat lulus sensor terlebih dulu. Jika tidak, nantinya bisa berakibat pada penarikan film dari pasar di ikuti sanksi lainnya.
2. Penayangan Iklan Film di TV
Tidak hanya film saja yang perlu di daftarkan pada lembaga sensor terlebih dulu, tetapi juga berkaitan dengan iklan yang berkaitan. Iklan ini bisa dalam bentuk trailer dari film tersebut ataupun juga dari poster yang nantinya akan disebar luaskan di media. Sebuah trailer akan diteliti dari berbagai aspek kemudian di berikan penyesuaian jika ada kesalahan.
LSF sendiri juga ikut mengatur dalam hal sensor iklan film berkenaan dengan iklan yang muncul sebelum film di tayangkan. Hal ini ditakutkan dari segi iklan saja sudah melanggar beberapa ketentuan yang ada di buku Kode Etik Lembaga Sensor Film itu sendiri. Jasa LSF dari Jangkar Group bisa membantu Anda mendapat SK sensor iklan film dengan cepat.
3. Penayangan Film di TV
Televisi merupakan media informasi yang terbilang cukup besar perannya dan langsung bersentuhan dengan masyarakat. Media ini di awasi oleh berbagai pihak mengingat ada pengaruh cukup besar yang bisa di timbulkan dari setiap tayangan yang ada. Tidak hanya acara TV, film pun ketika akan di tayangkan di TV harus melewati LSF terlebih dulu.
Penyensoran film di TV sedikit banyak sama dengan proses penyensoran film yang hendak di tayangkan di bioskop. Akan tetapi seringkali tayangan di TV akan mendapatkan lebih banyak sensor visual baik berupa pemotongan ataupun pengaburan beberapa adegan. Sensor untuk tayangan TV tergolong lebih ketat misalnya saja pada darah yang tampak.
4. Pembuatan Video Clip
Video clip dari lagu yang di mainkan oleh seorang solois atau grup band ternyata juga memerlukan surat keterangan lulus sensor. Hal ini karena dalam video clip sendiri bisa memuat beberapa hal yang melarang untuk di tayangkan di Indonesia sendiri. Penyensoran video clip mungkin terdengar sepele tetapi ada beberapa yang memang memuat hal tidak senonoh.
Adanya keharusan dalam penyensoran video clip sebelum di tayangkan sebenarnya memberatkan para musisi yang ada di daerah. Jika Anda adalah salah satunya maka Jangkar Group jasa LSF akan membantu Anda mengurus surat lulus sensor melalui media online. Segala proses akan dilakukan oleh pihak kami, cukup kirimkan file saja lewat Email.
5. Materi Iklan yang Diperbanyak
Tayangan public di televisi ataupun bioskop benar-benar di kontrol secara massif mengingat ada banyak penonton yang akan mengkonsumsinya. Tidak hanya film saja, ternyata iklan perlu masuk ke dalam lembaga sensor film terlebih dahulu untuk di lihat kesesuaiannya. Iklan tidak hanya menjual suatu produk tetapi bisa juga memberi paham tertentu.
Ada beberapa peraturan yang harus di patuhi oleh pembuat iklan dan lembaga sensor film-lah yang akan mengeceknya. Beberapa produk khusus misalnya seperti rokok, ada aturan-aturan yang di berikan terkait dengan penampilannya serta jam penayangannya. Jadi sebelum penayangan, gunakan terlebih dahulu jasa kami untuk mendapatkan SK lulus sensor.
6. Production House
Salah satu pihak yang paling bersentuhan langsung dengan lembaga sensor film adalah pihak Production House. Pihak ini memproduksi berbagai hal berkaitan dengan periklanan ataupun perfilman sehingga selalu di tuntut untuk bekerja sama dengan LSF. Beberapa produk Production House sendiri tidak semerta-merta bisa langsung di tayangkan di berbagai media.
Lembaga Sensor Film kebanyakan akan menjadi yang pertama di temui setelah keseluruhan film atau iklan telah selesai dibuat. Ini karena ada banyak sekali perijinan lanjutan yang membutuhkan SK lulus sensor terlebih dahulu sebagai persyaratannya. Pihak Production House memang tidak hanya berkaitan dengan produksi saja tetapi juga dengan jasa LSF.
Langkah Pemberian Surat Tanda Lulus Sensor
Iklan ataupun film yang akan di publikasikan di sebuah media massa dengan masyarakat umum sebagai sasarannya harus terlebih dahulu melalui LSF. Bukti utama dari kegiatan penyetoran untuk sensor film ini diakui melalui surat keterangan atau tanda lulus sensor. Ada beberapa langkah yang di lakukan oleh LSF dalam surat tanda lulus sensor ini yaitu:
1. Penelitian
Penelitian sendiri merupakan kegiatan LSF akan melakukan pengecekan terhadap isi film yang di setorkan ke pihaknya. Pengecekan ini di dasarkan pada buku Kode Etik Lembaga Sensor Film yang di dalamnya memuat beberapa aspek dalam film. Ada aspek penilaian tema yang di ambil oleh pihak produser film apakah terlalu vulgar atau tidak.
Selanjutnya di lakukan juga pengecekan pada setiap gambar, adegan, hingga suara yang di muat dalam film secara menyeluruh. Pihak LSF bahkan akan melakukan pengecekan pada subtitle yang di gunakan untuk menerjemahkan pembicaraan tokoh film terlebih dahulu. Ini di lakukan sebelum film mulai di edarkan ke khalayak luas.
2. Penentuan kelayakan
Setelah melakukan penelitian terhadap isi film, pihak LSF akan melakukan pembahasan mengenai kelayakan film. Ini menyangkut konten film secara keseluruhan baik secara audio visual maupun berbagai teks yang ada di dalamnya. Konten yang tidak sesuai kemudian akan di lakukan revisi baik pemotongan ataupun memblur adegan.
Jika ada kata kotor, penyensoran di lakukan dengan cara menghapuskan unsur audio yang ada di adegan tersebut dengan bunyi tiit. Pada beberapa kasus, ada film yang bahkan menyatakan tidak layak tayang sehingga tidak boleh di publikasikan secara luas. Hal ini bisa saja berkenaan dengan isi film di dalamnya yang mengandung banyak sekali pelanggaran.
3. Penggolongan Usia Film
Terakhir ketika sudah di rasa semua hal dalam film tidak ada yang melenceng dari buku kode etik, selanjutnya adalah penggolongan usia. Penggolongan usia ini biasanya berkaitan langsung dengan alur cerita yang ada di dalam film. Adanya penggolongan ini tidak terlepas dari kemampuan seseorang dalam menerima semua konten yang ada dalam film.
Beberapa penggolongan usia ini misalnya adalah anak bimbingan orang tua dimana ini berarti film bisa kalian nikmati oleh berbagai usia. Ada film yang dipertunjukkan hanya untuk usia 13 tahun ke atas mengingat kontennya yang terkesan membutuhkan penalaran. Terakhir ada film dewasa yang berisikan konten-konten seperti peperangan ataupun kekerasan.
Prosedur Umum Penyensoran Film
Secara teknis, dalam penyensoran film sendiri terdapat beberapa prosedur yang perlu di lakukan oleh orang yang hendak mendapat SK lulus sensor. Karena hal ini cukup rumit, beberapa pihak akan memerlukan jasa LSF dari Jangkar Group untuk mempermudah. Ini dia 4 prosedur umum dalam hal penyensoran film:
1. Pendaftaran
Tahap pertama yang perlu di lakukan dalam penyensoran film adalah pendaftaran konten yang ingin mendapatkan SK lulus sensor terlebih dulu. Pendaftaran ini perlu di lakukan secara langsung ke LSF yang terletak di Jakarta, tidak boleh pada cabang yang ada di daerah. Hal ini seringkali cukup sulit mengingat rumah produksi tidak hanya ada di Jakarta.
Setiap rumah produksi perlu ke Jakarta dengan membawa berbagai berkas yang di perlukan untuk pendaftaran. Tidak hanya hasil karya berupa film ataupun iklan, tetapi harus ada juga berkas terkait rumah produksi tersebut termasuk legalitasnya. Jika Anda merasa kesulitan dalam pendaftaran kami bisa membantu dalam berbagai hal yang di perlukan.
2. Pelabelan Lulus Sensor
Kedua pihak LSF sendiri akan melakukan penelitian terhadap film atau iklan yang di daftarkan untuk mendapat SK lulus sensor. Penelitian ini di lakukan berkaitan dengan tiga hal yaitu aspek visual, audio, dan juga tulisan yang terdapat di dalamnya. Setelah melakukan penelitian, baru pihak LSF bisa memberikan pelabelan mengenai lulus tidaknya film tersebut.
Dalam hal ini, LSF berhak untuk tidak memberikan SK lulus sensor jika ternyata ada beberapa konten yang tidak sesuai. Pelabelan ini di lakukan untuk memberi keterangan mana saja film yang sudah dianggap lulus sensor dan juga tidak supaya tidak tercampur.
3. Revisi
Ketika film atau iklan milik Anda tidak bisa mendapat label lulus sensor, maka jangan khawatir karena ini bukan akhirnya. LSF biasanya masih akan memberikan kesempatan untuk melakukan revisi pada beberapa aspek tertentu di dalam film Anda. Jadi tidak semata-mata film yang tidak bisa mendapat label lulus sensor tidak bisa di tayangkan selamanya.
Lembaga Sensor Film nanti akan mengembalikan film atau iklan milik Anda dan mempersilahkan untuk melakukan perbaikan. Perbaikan ini perlu menyesuaikan dengan keterangan-keterangan atau anjuran yang diberikan langsung oleh LSF dalam ulasannya. Usahakan hal ini benar-benar di lakukan, jangan terlalu memaksakan tetap ada.
4. Pengajuan Kembali
Terakhir setelah melakukan perbaikan, pihak pemilik film bisa langsung melakukan pengajuan kembali untuk film yang tadi tidak lulus sensor. Pastikan terlebih dulu semua konten sudah di sesuaikan dengan ketentuan LSF sendiri. Ini berarti Anda harus menempuh perjalanan kembali dari tempat Anda menuju kantor resmi Lembaga Sensor Film di Jakarta.
Hal yang paling melelahkan dalam pengajuan kembali adalah ketika film kembali menyatakan tidak lulus sensor. Anda sebenarnya tidak perlu lagi pergi jauh-jauh ke Jakarta untuk label lulus sensor, jasa LSF kami bisa membantu urusan Anda. Dengan hanya berdiam diri di rumah atau di wilayah Anda, kami yang akan membantu mengurus masalah penyensoran.
Hal-Hal yang Tidak Boleh Ada dalam Film
Keberadaan film tidak berarti sebebas-bebasnya dan seluas-luasnya dalam hal konten baik berupa visual ataupun audionya. Ada beberapa kegiatan atau isi konten film yang tidak di perbolehkan ada dalam film sesuai dengan kriteria yang ada di sensor. Beberapa hal di bawah ini adalah jenis konten yang tidak di perbolehkan ada dalam sebuah iklan atau film:
1. Pendorongan Perilaku Buruk
Hal pertama yang sudah pasti tidak boleh adalah film yang bisa menyebabkan penontonnya berperilaku buruk. Perilaku buruk dalam hal ini mirip seperti perilaku pencucian otak dimana batas baik dan buruk menjadi blur karena film tersebut. Ada beberapa perilaku yang dicegah seperti penggunaan narkoba, praktik kekerasan tertentu, hingga perjudian.
2. Pornografi
Indonesia adalah negara yang beradab dan ini juga berpengaruh pada film yang hendak di tayangkan di Indonesia. Semua film harus bebas dari adegan pornografi yang terlalu vulgar seperti misalnya adegan seksual dan menonjolkan area tertentu. Pornografi benar-benar dilarang di dalam sebuah film Indonesia karena dianggap tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
3. Penistaan
Masyarakat Indonesia terdiri dari banyak agama dan negara ini sendiri merupakan negara yang berprinsip Ketuhanan Yang Maha Esa. Setiap tindakan penistaan agama apapun tidak akan di maafkan apalagi sampai diperbolehkan untuk tayang dalam film. Setiap penistaan pasti akan di perhatikan oleh LSF atau jasa LSF di bawahnya tanpa terkecuali.
4. Mendorong Tindakan Melawan Hukum
Ketertiban hukum perlu di jaga oleh keseluruhan lapisan masyarakat dan ini juga perlu dijaga melalui perfilman yang ada. Tindakan melawan hukum bisa saja dimuat dalam film contohnya melalui adegan-adegan penghasutan tertentu. Ini sudah terbukti di dalam era penjajahan hingga reformasi dimana film dijadikan sebagai salah satu alat propaganda.
5. Merendahkan Martabat Manusia
Terakhir, sebuah film tidak boleh bersikap merendahkan martabat manusia di dalam adegan-adegan di dalamnya. Penyensoran ini di lakukan sesuai dengan yang tercantum dalam Pasal 29 ayat 2 dimana di jelaskan tentang larangan merendahkan manusia. Ini berkaitan dengan seluruh aspek dalam film termasuk monolog, adegan-adegan tertentu yang melanggar HAM.
Apa saja yang Akan Dicek Oleh Jasa LSF?
Beberapa hal penting akan di cek oleh LSF misalnya seperti pornografi, perjudian, narkotika, hingga isu-isu SARA di dalam film. Berikut ini ada uraian lengkap berkaitan dengan hal apa saja yang nantinya akan dicek oleh LSF di dalam sebuah film atau iklan. Ini dia:
1. Pornografi
Hal paling awal yang akan di perhatikan tentu saja berkaitan dengan unsur-unsur pornografi yang ada di dalam sebuah film. Pornografi sendiri sebenarnya hanya boleh di gunakan tetapi dengan berbagai batasan yang ada di dalam buku pedoman. Tindakan seperti ciuman mungkin masih di perbolehkan tetapi jika berlebihan harus di lakukan pemotongan adegan.
2. Kekerasan
Selanjutnya yang akan di periksa oleh LSF adalah muatan kekerasan yang ada di dalam film atau iklan yang disetorkan. Ini berkaitan dengan penentuan usia film nantinya serta bagaimana sebuah film tidak memiliki muatan sangat menjijikkan. Beberapa film yang muatan kekerasan terlalu berlebihan akan dipotong atau di sensor ketika masuk ke media TV.
3. Perjudian
Judi sudah di ketahui bisa menjadi penyakit sosial dimana banyak masyarakat yang akan terjerumus ke dalam kemiskinan saat melakukannya. Untuk menanggulangi hal ini pihak LSF perlu mengawasi bagaimana penyebaran konten perjudian di dalam sebuah film atau iklan. Ada ketentuan seperti film tidak boleh terlalu banyak memuat konten perjudian berulang.
4. Narkotika
Pemeriksaan juga dilakukan untuk konten berisi penggunaan zat narkotika tertentu secara berlebihan. Peraturan ini di dasarkan pada Pasal 29 ayat (2) UU Perfilman dimana semua adegan konsumsi narkotika tidak boleh di pertontonkan secara detail. Ini dilakukan untuk mencegah penonton memahami bagaimana cara penggunaan narkotika dalam maksud menirunya.
5. Suku, Ras, Kelompok, dan Golongan
Isu SARA merupakan hal yang sangat sensitif dan memang penting bagi LSF untuk memeriksa hal ini di setiap kontennya. Penyensoran nantinya akan di lakukan pada bagian-bagian film atau iklan yang berpotensi mengakibatkan adu domba pada golongan masyarakat. Film juga sebisa mungkin di atur untuk tidak mendiskreditkan golongan atau ras tertentu.
6. Agama
Sama seperti pada komponen SARA, agama juga bisa menjadi bahan untuk memecah belah seluruh warga negara. Karena itu LSF akan melakukan pengecekan dan penyensoran beberapa hal terkait unsur visual maupun audio yang berpotensi merusak kehidupan beragama. Film juga tidak di perbolehkan melecehkan simbol-simbol dari agama yang ada.
7. Hukum
Pengecekan dari segi hukum sebenarnya cukup mirip dengan yang ada pada poin-poin sebelumnya tetapi bersifat lebih luas. Segi hukum ini dicek untuk memastikan agar setiap adegan dalam film tidak akan mengarahkan penonton untuk melakukan tindakan anarkis. Ini juga di lakukan supaya tidak terjadi kelompok masyarakat yang bertindak melawan hukum.
8. Harkat dan Martabat Manusia
Meskipun hampir seluruh aspek dari film seringkali bersifat tidak nyata atau fiktif, tetapi unsur harkat dan martabat manusia selalu diutamakan. Semua adegan visual dan audio tidak boleh nantinya menampilkan hal-hal yang melanggar HAM secara garis besar. Ini juga di sesuaikan dengan proporsi dan tema film yang di ambil, jadi di sesuaikan kembali.
9. Usia Penonton Film
Perbedaan umur mungkin akan terdengar sepele tetapi pada tontonan untuk usia 21 tahun ke atas tentu berbeda dengan tontonan anak-anak. Hal inilah yang kemudian mendasari LSF kemudian melakukan penyensoran berdasarkan dengan kriteria sasaran penonton film. Contohnya adalah adegan berdarah yang tidak akan pernah di ijinkan untuk kriteria anak-anak.
Kriteria Penentuan Umur Oleh Jasa LSF
Ketika melakukan penyensoran film, ada penggolongan usia khusus film yang di gunakan sebagai pedoman pemutaran film. Penggolongan ini juga berhubungan dengan seberapa banyak sebuah konten akan di sensor nantinya. Inilah beberapa penggolongannya:
A. Semua Umur
Kategori pertama dari film adalah bisa anda nikmati oleh semua umur yang mana konten di dalam sama sekali tidak sensitif. Semua isinya tergolong bisa anda nikmati oleh semua umur yang mana tidak ada kekerasan berlebihan di dalamnya. Film kategori ini seringkali berupa film kartun yang bersifat imajinatif seperti Upin dan Ipin ataupun Spongebob.
B. 13 Tahun Lebih
Kedua ada kategori 13 tahun lebih yang mana konten di dalamnya bersifat mengembangkan persepsi dari anak-anak di usia tersebut. Untuk usia ini, isi dari film sudah tergolong lebih berat dengan berbagai kegiatan atau adegan-adegan kompleks yang terstruktur. Meski begitu, film atau iklan untuk usia ini tidak boleh memuat berbagai hal yang cukup keras.
C. 17 Tahun ke Atas
Selanjutnya ada film dengan kategori 17 tahun ke atas yang mana di dalamnya mulai ada adegan tertentu yang lebih dewasa. Misalnya adalah kegiatan bertarung yang mulai di pertontonkan secara lebih real dan lebih keras lagi dengan efek darah atau letusan. Usia ini, konten vulgar seperti seksual dan juga perjudian masih benar-benar di kontrol dengan ketat.
D. 21 Tahun ke Atas
Terakhir adalah penggolongan film 21 tahun ke atas yang memang sudah di tujukan untuk orang dewasa dengan pemahaman lebih. Usia ini, kemampuan nalar manusia sudah bisa tergolong lebih sempurna, tidak hanya menelan mentah sebuah informasi. Dampaknya adalah berbagai adegan dalam film bisa di muat dengan lebih bebas bahkan cukup vulgar.
Permasalahan dalam Sensor Film
Ketika hendak mengajukan tanda telah lulus sensor, ada beberapa masalah yang seringkali di hadapi oleh pihak pengaju. Hal ini berkaitan dengan banyak hal yang mungkin tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya hingga menghambat berbagai proses. Ini dia beberapa masalah umum yang sering terjadi:
1. Tidak Punya Izin Usaha Perfilman
Pengajuan untuk keterangan sensor film memerlukan izin usaha perfilman terlebih dahulu sebagai salah satu syarat administrasi. Ini tentunya akan sangat mengganggu untuk rumah produksi kecil atau pihak yang tidak begitu aktif dalam pembuatan film atau iklan. Apalagi mengingat pembuatan IUP Perfilman sendiri yang membutuhkan waktu.
Tidak mudah membuat IUP perfilman, akan ada berbagai syarat administrasi terlebih dulu yang perlu anda lalui. Adanya jasa LSF akan membantu menyediakan nama izin usaha perfilman sehingga nantinya film produksi Anda bisa masuk ke proses penyensoran. Tentu saja ini adalah keuntungan yang sangat besar mengingat ada banyak waktu yang tidak terbuang.
2. Tidak Paham prosedur
Mengajukan surat lulus sensor tidak sekedar hanya datang kemudian memberikan hasil akhir dari film atau iklan yang di buat. Ada prosedur tertentu yang perlu anda lalui terlebih dulu termasuk di dalamnya kesiapan berbagai berkas yang di minta.
Hal ini tentu akan sangat menyebalkan mengingat ketika ada kekurangan, Anda mungkin harus bolak-balik memenuhinya. Berkonsultasi dan menggunakan jasa LSF akan sangat membantu dalam pemahaman mengenai berkas yang di perlukan kedepannya dalam pengajuan surat.
3. Birokrasi yang Rumit
Seperti yang anda ketahui, proses birokrasi selalu menjadi salah satu hal yang paling menyebalkan ketika hendak mengurus sesuatu. Anda akan di minta untuk pindah dari satu ruangan ke ruangan lainnya di sebuah gedung yang belum Anda kenal sebelumnya.
Selain itu, birokrasi juga berkaitan dengan persyaratan yang akan perlukan, bisa saja ada persyaratan yang lupa Anda bawa. Segala urusan terkait birokrasi bisa di bantu oleh jasa LSF Jangkargroup kami sehingga Anda tidak perlu khawatir lagi.
4. Proses yang Lambat
Secara mendasar, akan ada tiga tahap dalam penyensoran film tetapi ini tidak akan semudah yang Anda bayangkan. Kegiatan seperti memenuhi persyaratan berkas saja akan memakan waktu lama jika pengetahuan Anda benar-benar terbatas.
Nantinya ketika melakukan proses penyensoran, Anda juga memerlukan banyak waktu untuk menunggu proses selesai. Jasa kami menyediakan garansi 10x lipat uang kembali jika kami tidak bisa menyelesaikan surat lulus sensor dalam 30 hari.
5. Keuangan yang Dibayar di Awal
Sebuah perfilman bukanlah industri yang bisa mendapatkan keuntungan di awal mengingat biaya produksi memang tidaklah murah. Ini akan di perparah dengan keharusan membayar uang di awal mengurus berbagai berkas untuk sensor film.
Masalah pembayaran di muka akan mengganggu keuangan Anda apalagi saat kekurangan modal sedangkan surat lolos sensor sangat di perlukan. Kami menyediakan pelayanan dengan pembayaran Anda di lakukan di akhir ketika surat lulus sensor telah berhasil di terima.
6. Rawan Penipuan
Saat ini, dengan semakin banyaknya industri film, mengurus label lulus sensor pun menjadi ladang penipuan. Sudah ada banyak rumah produksi yang kehilangan uang mereka karena tertipu jasa berkedok pengurusan label lulus sensor ini.
Meskipun memang penipuan bisa dengan mudah di lacak sebenarnya, tetapi masih tetap banyak korban mengingat cara menipu yang mulai berkembang. Kami memiliki izin usaha resmi sehingga semua transaksi yang di lakukan terjamin langsung di bawah naungan pihak resmi.
7. Tidak ada Garansi
Pelayanan yang buruk bisa tercermin dari ketakutan sebuah pihak penyedia jasa yang tidak mau memberikan garansi pada pelanggannya. Biasanya ini juga berkaitan dengan ketidak percayaan pihak penyedia jasa terkait dengan pelayanan yang akan di berikan.
Garansi mungkin hanya terkesan sebagai jaminan saja tetapi sebenarnya di situlah letak poin pentingnya. Adanya garansi seperti yang di tawarkan pihak kami bisa menjadi penentu ketika sewaktu-waktu ada perjanjian yang tidak di tepati.
8. Tidak Ada Sertifikat Resmi
Menggunakan jasa LSF dalam mengurus keterangan lulus sensor seringkali di tawarkan oleh pihak yang tidak memegang sertifikat resmi. Sertifikat menjadi salah satu tanda bahwa sebuah badan memiliki kompetensi tertentu yang sudah terbukti keabsahannya.
Adanya sertifikat resmi ini bisa saja berupa sertifikat ijin usaha ataupun sertifikat berkenaan dengan usaha perfilman tertentu. Jangkar Group telah mengantongi berbagai sertifikat seperti surat izin usaha hingga surat SK izin usaha perfilman dari Kemenparekraf.
9. Pengurusan Berkas Secara Offline
Pandemi berhasil mengurangi banyak sekali kegiatan offline mengingat ada bahaya terserang virus sewaktu-waktu. Meski begitu, mengurus berkas untuk sensor film ternyata masih seringkali di lakukan secara offline mengingat pengurusan online yang rumit.
Kesehatan Anda adalah hal utama, maka dari itu cobalah gunakan jasa kami yang bisa diakses secara online melalui perangkat Anda. Semua hal berkaitan dengan pengurusan surat lulus sensor mulai dari berkas hingga file film bisa Anda kirimkan secara online.
10. Sertifikat Lulus Sensor Palsu
Semua hal bisa tampak berjalan dengan baik dan mudah di awal tetapi ini tidak selalu menandakan hal baik. Bisa saja surat sertifikat lulus sensor yang di terima merupakan surat palsu yang tampak mirip dengan aslinya.
Penipuan seperti ini sudah seringkali terjadi tanpa di sadari sehingga nantinya ketika penayangan, bisa saja di hentikan secara paksa. Ini adalah mimpi buruk bagi semua orang dan ketika menggunakan jasa kami, kami berani menjamin tidak akan terjadi pada Anda.
11. Domisili Tidak di Jakarta
Meskipun saat ini sudah ada lembaga sensor film yang terletak di daerah ternyata tidak merubah proses birokrasi dari surat lulus sensor. Lembaga di daerah hanya bertugas untuk menentukan apakah sebuah film sudah bisa di putar di daerah tersebut atau tidak.
Ini tentu saja mengganggu bagi pihak yang mengurus surat lulus sensor ini, apalagi yang tidak berdomisili di Jakarta. Kami siap membantu Anda mengurus surat lulus sensor sehingga Anda tidak perlu repot-repot pergi ke Jakarta untuk mengurusnya.
12. Produksi Berada di Daerah
Rumah produksi daerah selalu saja menjadi sosok paling sulit ketika hendak mengurusi surat perijinan film. Hal ini tentu saja karena letak rumah produksi yang jauh dari Kantor Lembaga Sensor Film yang berada di Jakarta.
Ketika rumah produksi berada di daerah, mengurus semua hal terkait surat keterangan lulus sensor berarti harus ke Jakarta terlebih dulu. Jangan khawatir, dengan pihak jasa LSF kami Anda tidak lagi perlu ke Jakarta karena kami bisa membantu mengurusnya!
Ciri Jasa LSF Terpercaya
Dengan banyaknya permasalahan yang seringkali di hadapi dalam pemilihan jasa LSF, ada beberapa beberapa hal yang bisa Anda jadikan patokan. Beberapa hal ini memang sangat perlu ada, untuk mencegah berbagai permasalahan yang mungkin di timbulkan nantinya. Ini pembahasan lengkapnya!
1. Website Penyedia Jasa Jelas
Langkah pertama yang perlu di lakukan tentu saja adalah mengecek website dari penyedia jasa tersebut. Tampilan website berupa website gratis atau tampilan interface yang buruk sudah pasti tidak bisa Anda percayai. Ini merupakan hal dasar yang memang selalu di lakukan pertama kali tetapi tahukah Anda apa saja yang perlu di perhatikan di website?
Pertama, cobalah untuk mengecek deskripsi terkait jasa yang di tawarkan, jika tergolong lengkap maka teruskan mengecek berbagai hal lainnya. Jika website di sertai dengan beberapa testimoni yang telah di berikan oleh pelanggan seperti jasa kami, ini tentu saja akan lebih bagus. Perhatikan juga kontak dan alamat asli yang tertera di website lalu cobalah mengeceknya. Seperti Kami yang memiliki website jelas dan dapat di akses dengan mudah.
2. Memiliki Sertifikat Ijin Usaha
Selanjutnya adalah sertifikat ijin usaha yang seringkali luput dari perhatian pihak pengguna jasa karena keberadaannya yang sepele. Sertifikat ini merupakan bukti bahwa keberadaan jasa LSF tersebut sudah di akui oleh lembaga pemerintahan terkait. Ada dua izin usaha yang perlu di cek yaitu yang di keluarkan oleh Kemenkumham dan langsung dari Kemenparekraf.
Perusahaan resmi biasanya akan memiliki SK yang di keluarkan oleh pihak Kemenkumham sebagai bukti utamanya. Jangkar Group sudah memiliki SK Kemenkumham sebagai sebuah perusahaan yang berdiri secara resmi dan terdaftar keberadaannya. Kami bahkan memiliki SK izin usaha perfilman secara khusus yang berasal dari Kemenparekraf.
3. Harga yang Ditawarkan Terperinci
Ketiga berkaitan dengan harga yang di minta oleh pihak penyedia jasa, ini komponen paling penting untuk mencegah penipuan. Hindari memakai jasa yang menawarkan harga terlalu murah karena bisa saja ini hanyalah trik supaya Anda mau memakai jasa mereka. Jasa yang terlalu mahal dengan keterangan tidak mendetail juga perlu Anda hindari!
Cobalah untuk bertanya terkait rincian dari dana yang Anda harus bayarkan dan kemana saja dana ini akan di pakai. Perusahaan yang baik akan memberikan rincian dana tersebut secara jelas sehingga tidak terkesan di buat-buat. Hubungi jasa LSF kami segera, karena kami punya penawaran harga menarik untuk Anda terima!
4. Testimoni Lengkap
Testimoni yang di berikan oleh pelanggan menjadi salah satu hal yang akan mempengaruhi kepercayaan calon pengguna jasa. Anda juga harus memperhatikan testimoni ini supaya Anda secara tidak langsung bisa melihat bagaimana kinerja penyedia jasa sebelumnya. Pasti ada banyak komentar buruk jika penyedia jasa kurang memuaskan.
Keberadaan testimoni yang di percaya harus di ungkap dengan menggunakan identitas pemberi review yang jelas karena ada banyak pemalsuan. Jasa kami sudah pernah di gunakan oleh beberapa rumah produksi seperti artis Susy Arzetty yang memberi review baik. Tidak perlu lagi khawatir memilih jasa kami karena sudah ada bukti nyata atas kinerja kami.
5. Ada Garansi
Ciri selanjutnya adalah menanyakan pemberian garansi yang mungkin saja di sediakan oleh pihak penyedia jasa. Garansi ini bisa sebagai jaminan ketika ada berbagai hal yang tidak sesuai dengan kesepakatan di awal sebagai bentuk ganti rugi. Sebenarnya, garansi sendiri merupakan hak pelanggan untuk meminta jaminan atas penggunaan jasanya.
Tidak semua penyedia jasa bersedia memberikan garansi karena memang ada berbagai hal yang meresikokan pihak mereka. Tanyakan terkait garansi secara mendetail termasuk apa saja yang nantinya bisa berpotensi mendapatkan tanda ganti rugi ini. Kami menyediakan berbagai garansi termasuk penggantian uang 10x lipat ketika surat lulus sensor kami palsu!
6. Pembayaran di Akhir
Sebagai sebuah penyedia jasa, tentu saja kinerja akan di lihat setelah menyelesaikan berbagai proses yang di lakukan jasanya. Dalam hal mengurus surat lulus sensor ini, tentu saja hasil akhirnya berupa surat asli lulus sensor yang telah keluarkan LSF. Cobalah untuk berkomunikasi supaya semua pembayaran mau di lakukan di akhir ketika telah selesai.
Pembayaran di akhir ini bisa menguntungkan pihak Anda dan tergolong jauh lebih aman dari penipuan. Jasa LSF dari Jangkar Group kami hanya akan meminta bayaran ketika kami sudah selesai mendapatkan surat lulus sensor saja! Anda tidak perlu khawatir kami menipu Anda karena tidak sepeserpun uang Anda keluarkan di awal atau pertengahan!
7. Pengerjaan Tidak Lama
Pengalaman pihak jasa bisa di lihat dari seberapa mampu mereka melihat waktu dalam pengerjaan jasa yang di tawarkan. Hal ini tentu saja berkaitan estimasi waktu Anda juga bagaimana kedepannya dalam menargetkan penayangan iklan atau film tersebut. Pastikan hal ini terlebih dahulu lalu mintalah garansi jika perusahaan tidak mampu memenuhinya.
Perhatikan bagaimana perusahaan merespon pertanyaan terkait lama pengerjaan ini, pasti ada perbedaan antara profesional dan yang bukan. Sosok professional tidak akan pernah ragu dalam memberikan jawaban dan bahkan memberi jaminan atasnya. Dengan jasa kami, pengerjaan surat lulus sensor Anda hanya butuh waktu maksimal 5 hari loh!
8. Persyaratan yang Dibutuhkan Tidak Berbelit
Detail informasi adalah hal yang paling membedakan dari para penipu dengan pihak penyedia jasa LSF terpercaya. Lakukan pengecekan terkait apa saja yang mungkin di perlukan sebagai persyaratan saat mengurus surat lulus sensor. Cobalah untuk membandingkan dengan apa saja yang tertera dalam website resmi miliki Lembaga Sensor Film.
Penipu biasanya tidak akan memberikan detail terkait apa saja yang di perlukan untuk mengurus surat lulus sensor ini. Perbedaan professional juga bisa di lihat dari sini karena seringkali ada beberapa persyaratan yang kurang dan mereka akan meminta berkas tambahan. Hubungi kami Jangkar Group jika Anda penasaran tentang persyaratan yang nanti di perlukan.
9. Adanya Tanda Daftar Usaha Perfilman
Terakhir, ini anda butuhkan untuk Anda yang masih belum memiliki Tanda Daftar Usaha Perfilman yang memang anda perlukan nanti untuk pengajuan. Keberadaan sertifikat satu ini terkeluarkan langsung oleh Pusbang Film dalam bentuk surat keputusan yang valid. Tidak banyak pihak jasa yang memiliki ini, sehingga Anda bisa dengan mudah menyeleksi.
Pihak yang menunjukkan langsung SK mereka adalah yang harus Anda pilih, karena tentu saja Anda harus menghindari resiko penipuan bukan? Tidak perlu bingung mencari jasa LSF dengan sertifikat ini karena Jangkar Group sudah berada di dekat Anda! Perusahaan kami sudah terdaftar secara resmi di TDUP Pusbang Film dan Anda bisa mempercayai kami.
Menggunakan jasa LSF tentu saja akan memberikan banyak sekali kemudahan bagi Anda untuk mendapatkan tanda keterangan lulus sensor. Jasa kami adalah yang terbaik dalam bidang ini dengan tiga surat resmi dari kementerian terkait yang sudah tidak perlu Anda ragukan lagi! Segera hubungi kami sekarang juga.
